Kepedulian Masalah Jaringan
Overview
Pendefinisian keamanan (pada jaringan komputer) dapat
dilakukan dengan melihat target yang ingin dicapai melalui konsep ‘aman’. Berikut
adalah daftar fitur
yang dapat mencegah/mengantisipasi serangan dari pihak luar
ataupun pihak dalam.
Security Policy
Sebelum melanjutkan implementasi ke tingkat yang lebih jauh
sebaiknya ditentukan dulu apa yang hendak dilindungi dan dilindungi dari siapa.
Beberapa pertanyaan berikut dapat membantu penentuan kebijakan keamanan yang
diambil.
1. Informasi apa yang dianggap rahasia atau sensitif ?
2. Anda melindungi sistem anda dari siapa ?
3. Apakah anda membutuhkan akses jarak jauh?
4. Apakah password dan enkripsi cukup melindungi ?
5. Apakah anda butuh akses internet?
6. Tindakan apa yang anda lakukan jika ternyata sistem anda
dibobol?
Serta masih banyak pertanyaan lain tergantung bentuk
organisasi yang anda kelola.
Kebijaksanaan keamanan tergantung sebesar apa anda percaya
orang lain, di dalam ataupun di luar organisasi anda. Kebijakan haruslah
merupakan keseimbangan antara mengijinkan user untuk mengakses informasi yang
dibutuhkan dengan tetap menjaga keamanan sistem.
Keamanan Secara Fisik
Fisik dalam bagian ini diartikan sebagai situasi di mana
seseorang dapat masuk ke dalam ruangan server/jaringan dan dapat mengakses
piranti tersebut secara illegal. Orang yang tidak berkepentingan ini bisa saja
seorang tamu, staf pembersih, kurir pengantar paket, dan lainnya yang dapat
masuk ke ruangan tersebut dan mengutak-atik piranti yang ada. Apabila seseorang
memiliki akses terhadap ruangan tersebut, orang tersebut bisa saja memasang
program trojan horse di komputer, melakukan booting dari floppy disk, atau mencuri
data-data penting (seperti file password) dan membongkarnya di tempat yang
lebih aman.
Untuk menjaga keamanan, taruhlah server di ruangan yang
dapat dikunci dan pastikan bahwa ruangan tersebut dikunci dengan baik. Untuk
menghindari pengintaian, gunakan screen-saver yang dapat dipassword. Atur juga
semua komputer untuk melakukan fungsi auto-logout setelah tidak aktif dalam
jangka waktu tertentu.
BIOS Security
Sebenarnya seorang admin direkomendasikan men-disable boot
dari floppy. Atau bisa dilakukan dengan membuat password pada BIOS dan memasang
boot password.
Password Attack
Banyak orang menyimpan informasi pentingnya pada komputer
dan seringkali sebuah password hal yang mencegah orang lain untuk melihatnya.
Untuk menghindari serangan password maka sebaiknya user menggunakan password
yang cukup baik. Petunjuk pemilihan password :
• Semua password harus terdiri dari paling sedikit 7
karakter.
• Masukkan kombinasi huruf, angka, dan tanda baca sebanyak
mungkin dengan catatan bahwa password tetap mudah untuk diingat. Salah satu
caranya adalah mengkombinasikan kata-kata acak dengan tanda baca atau dengan
mengkombinasikan kata-kata dengan angka. Contoh : rasa#melon@manis,
komputer0digital1, kurang2001
• Gunakan huruf pertama frasa yang gampang diingat. Contoh:
dilarang parkir antara pukul 7 pagi hingga pukul 8 sore à dpap7php8s, tidak ada
sistem yang benar-benar aman dalam konteks jaringan à tasybbadkj
• Gunakan angka atau tanda baca untuk menggantikan huruf di
password. Contoh : keberhasilan à k3b3rh45!l4n
• Gantilah password secara teratur
Malicious Code
Malicious code bisa berupa virus, trojan atau worm, biasanya
berupa kode instruksi yang akan memberatkan sistem sehingga performansi sistem
menurun. Cara mengantisipasinya bisa dilihat pada 6 contoh berikut :
1. berikan kesadaran pada user tentang ancaman virus.
2. gunakan program anti virus yang baik pada workstation,
server dan gateway internet (jika punya).
3. ajarkan dan latih user cara menggunakan program anti
virus
4. sebagai admin sebaiknya selalu mengupdate program
anti-virus dan database virus
5. Biasakan para user untuk TIDAK membuka file attachment
email atau file apapun dari floppy sebelum 110 % yakin atau tidak
attachment/file tsb “bersih”.
6. Pastikan kebijakan kemanan anda up to date.
Sniffer
Sniffer adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan
komputer dengan memanfaatkan mode premicious pada ethernet. Karena jaringan
komunikasi komputer terdiri dari data biner acak maka sniffer ini biasanya
memiliki penganalisis protokol sehingga data biner acak dapat dipecahkan.
Fungsi sniffer bagi pengelola bisa untuk pemeliharaan jaringan, bagi orang luar
bisa untuk menjebol sistem.
Cara paling mudah untuk mengantisipasi Sniffer adalah
menggunakan aplikasi yang secure, misal : ssh, ssl, secureftp dan lain-lain
Scanner
Layanan jaringan (network service) yang berbeda berjalan
pada port yang berbeda juga. Tiap layanan jaringan berjalan pada alamat
jaringan tertentu (mis. 167.205.48.130) dan mendengarkan (listening) pada satu
atau lebih port (antara 0 hingga 65535). Keduanya membentuk apa yang dinamakan
socket address yang mengidentifikasikan secara unik suatu layanan dalam
jaringan. Port 0 hingga 1023 yang paling umum dipergunakan didefinisikan
sebagai well-known number dalam konvensi UNIX dan dideskripsikan dalam RFC
1700.
Port Scanner merupakan program yang didesain untuk menemukan
layanan (service) apa saja yang dijalankan pada host jaringan. Untuk
mendapatkan akses ke host, cracker harus mengetahui titik-titik kelemahan yang
ada. Sebagai contoh, apabila cracker sudah mengetahui bahwa host menjalankan
proses ftp server, ia dapat menggunakan kelemahan-kelemahan yang ada pada ftp
server untuk mendapatkan akses. Dari bagian ini kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa layanan yang tidak benar-benar diperlukan sebaiknya dihilangkan untuk
memperkecil resiko keamanan yang mungkin terjadi.
Mirip dengan port scanner pada bagian sebelumnya, network
scanner memberikan informasi mengenai sasaran yang dituju, misalnya saja sistem
operasi yang dipergunakan, layanan jaringan yang aktif, jenis mesin yang
terhubung ke network, serta konfigurasi jaringan. Terkadang, network scanner
juga mengintegrasikan port scanner dalam aplikasinya. Tool ini berguna untuk
mencari informasi mengenai target sebanyak mungkin sebelum melakukan serangan
yang sebenarnya. Dengan mengetahui kondisi dan konfigurasi jaringan, seseorang
akan lebih mudah masuk dan merusak sistem.
Contoh scanner : Nmap, Netcat, NetScan Tools Pro 2000,
SuperScan
Spoofing
Spoofing (penyamaran) biasa dilakukan oleh pihak yang tidak
bertanggungjawab untuk menggunakan fasilitas dan resource sistem. Spoofing
adalah teknik melakukan penyamaran sehingga terdeteksi sebagai identitas yang
bukan sebenarnya, misal : menyamar sebagai IP tertentu, nama komputer bahkan
e-mail address tertentu. Antisipasinya dapat dilakukan dengan menggunakan
aplikasi firewall.
Denial of Service
Denial of Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu
pihak mengekploitasi aspek dari suite Internet Protocol untuk menghalangi akses
pihak yang berhak atas informasi atau sistem yang diserang. Hole yang
memungkinkan DoS berada dalam kategori C, yang berada dalam prioritas rendah.
Serangan ini biasanya didasarkan pada sistem operasi yang dipergunakan.
Artinya, hole ini berada di dalam bagian jaringan dari sistem operasi itu
sendiri. Ketika hole macam ini muncul, hole ini harus diperbaiki oleh pemilik
software tersebut atau di-patch oleh vendor yang mengeluarkan sistem operasi
tersebut. Contoh dari serangan ini adalah TCP SYN dimana permintaan koneksi
jaringan dikirimkan ke server dalam jumlah yang sangat besar. Akibatnya server
dibanjiri permintaan koneksi dan menjadi lambat atau bahkan tidak dapat dicapai
sama sekali. Hole ini terdapat nyaris di semua sistem operasi yang menjalankan
TCP/IP untuk berkomunikasi di internet. Hal ini tampaknya menjadi masalah yang
terdapat di dalam desain suite TCP/IP, dan merupakan sesuatu yang tidak mudah
diselesaikan.
Dalam serangan DoS, sesorang dapat melakukan sesuatu yang
mengganggu kinerja dan operasi jaringan atau server. Akibat dari serangan ini
adalah lambatnya server atau jaringan dalam merespons, atau bahkan bisa
menyebabkan crash. Serangan DoS mengganggu user yang sah untuk mendapatkan
layanan yang sah, namun tidak memungkinkan cracker masuk ke dalam sistem
jaringan yang ada. Namun, serangan semacam ini terhadap server yang menangani
kegiatan e-commerce akan dapat berakibat kerugian dalam bentuk finansial.
3. Enkripsi Untuk Keamanan Data Pada Jaringan
Salah satu hal yang penting dalam komunikasi menggunakan
computer untuk menjamin kerahasian data adalah enkripsi. Enkripsi dalah sebuah
proses yang melakukan perubahan sebuah kode dari yang bisa dimengerti menjadi
sebuah kode yang tidak bisa dimengerti (tidak terbaca). Enkripsi dapat
diartikan sebagai kode atau chiper. Sebuah sistem pengkodean menggunakan suatu
table atau kamus yang telah didefinisikan untuk mengganti kata dari informasi
atau yang merupakan bagian dari informasi yang dikirim. Sebuah chiper
menggunakan suatu algoritma yang dapat mengkodekan semua aliran data (stream)
bit dari sebuah pesan menjadi cryptogram yang tidak dimengerti (unitelligible).
Karena teknik cipher merupakan suatu sistem yang telah siap untuk di automasi,
maka teknik ini digunakan dalam sistem keamanan komputer dan network.
Pada bagian selanjutnya kita akan membahas berbagai macam
teknik enkripsi yang biasa digunakan dalam sistem sekuriti dari sistem komputer
dan network.
A. Enkripsi Konvensional.
Proses enkripsi ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks
->Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Gambar 1
Informasi asal yang dapat di mengerti di simbolkan oleh
Plain teks, yang kemudian oleh algoritma Enkripsi diterjemahkan menjadi
informasi yang tidak dapat untuk dimengerti yang disimbolkan dengan cipher
teks. Proses enkripsi terdiri dari dua yaitu algoritma dan kunci. Kunci
biasanya merupakan suatu string bit yang pendek yang mengontrol algoritma.
Algoritma enkripsi akan menghasilkan hasil yang berbeda tergantung pada kunci
yang digunakan. Mengubah kunci dari enkripsi akan mengubah output dari
algortima enkripsi.
Sekali cipher teks telah dihasilkan, kemudian
ditransmisikan. Pada bagian penerima selanjutnya cipher teks yang diterima
diubah kembali ke plain teks dengan algoritma dan dan kunci yang sama.
Keamanan dari enkripsi konvensional bergantung pada beberapa
faktor. Pertama algoritma enkripsi harus cukup kuat sehingga menjadikan sangat
sulit untuk mendekripsi cipher teks dengan dasar cipher teks tersebut. Lebih
jauh dari itu keamanan dari algoritma enkripsi konvensional bergantung pada
kerahasian dari kuncinya bukan algoritmanya. Yaitu dengan asumsi bahwa adalah
sangat tidak praktis untuk mendekripsikan informasi dengan dasar cipher teks
dan pengetahuan tentang algoritma diskripsi / enkripsi. Atau dengan kata lain,
kita tidak perlu menjaga kerahasiaan dari algoritma tetapi cukup dengan
kerahasiaan kuncinya.
Manfaat dari konvensional enkripsi algoritma adalah
kemudahan dalam penggunaan secara luas. Dengan kenyataan bahwa algoritma ini
tidak perlu dijaga kerahasiaannya dengan maksud bahwa pembuat dapat dan mampu
membuat suatu implementasi dalam bentuk chip dengan harga yang murah. Chips ini
dapat tersedia secara luas dan disediakan pula untuk beberapa jenis produk.
Dengan penggunaan dari enkripsi konvensional, prinsip keamanan adalah menjadi
menjaga keamanan dari kunci.
Model enkripsi yang digunakan secara luas adalah model yang
didasarkan pada data encrytion standard (DES), yang diambil oleh Biro standart
nasional US pada tahun 1977. Untuk DES data di enkripsi dalam 64 bit block
dengan menggunakan 56 bit kunci. Dengan menggunakan kunci ini, 64 data input
diubah dengan suatu urutan dari metode menjadi 64 bit output. Proses yang yang
sama dengan kunci yang sama digunakan untuk mengubah kembali enkripsi.
B. Enkripsi Public-Key
Salah satu yang menjadi kesulitan utama dari enkripsi
konvensional adalah perlunya untuk mendistribusikan kunci yang digunakan dalam
keadaan aman. Sebuah cara yang tepat telah diketemukan untuk mengatasi
kelemahan ini dengan suatu model enkripsi yang secara mengejutkan tidak
memerlukan sebuah kunci untuk didistribusikan. Metode ini dikenal dengan nama
enkripsi public-key dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976.
Plain teks -> Algoritma Enkripsi -> Cipher teks ->
Algoritma Dekrispsi -> Plain teks
User A | | User B
Private Key B —-|
|———————-Kunci (Key) ——————–|
Gambar 2
Algoritma tersebut seperti yang digambarkan pada gambar
diatas. Untuk enkripsi konvensional, kunci yang digunakan pada prosen enkripsi
dan dekripsi adalah sama. Tetapi ini bukanlah kondisi sesungguhnya yang
diperlukan. Namun adalah dimungkinkan untuk membangun suatu algoritma yang
menggunakan satu kunci untuk enkripsi dan pasangannya, kunci yang berbeda,
untuk dekripsi. Lebih jauh lagi adalah mungkin untuk menciptakan suatu
algoritma yang mana pengetahuan tentang algoritma enkripsi ditambah kunci
enkripsi tidak cukup untuk menentukan kunci dekrispi. Sehingga teknik berikut
ini akan dapat dilakukan :
1. Masing – masing dari sistem dalam network akan
menciptakan sepasang kunci yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi dari
informasi yang diterima.
2. Masing – masing dari sistem akan menerbitkan kunci
enkripsinya ( public key ) dengan memasang dalam register umum atau file,
sedang pasangannya tetap dijaga sebagai kunci pribadi ( private key ).
3. Jika A ingin mengisim pesan kepada B, maka A akan
mengenkripsi pesannya dengan kunci publik dari B.
4. Ketika B menerima pesan dari A maka B akan menggunakan
kunci privatenya untuk mendeskripsi pesan dari A.
Seperti yang kita lihat, public-key memecahkan masalah
pendistribusian karena tidak diperlukan suatu kunci untuk didistribusikan.
Semua partisipan mempunyai akses ke kunci publik ( public key ) dan kunci
pribadi dihasilkan secara lokal oleh setiap partisipan sehingga tidak perlu
untuk didistribusikan. Selama sistem mengontrol masing – masing private key
dengan baik maka komunikasi menjadi komunikasi yang aman. Setiap sistem
mengubah private key pasangannya public key akan menggantikan public key yang
lama. Yang menjadi kelemahan dari metode enkripsi publik key adalah jika
dibandingkan dengan metode enkripsi konvensional algoritma enkripsi ini
mempunyai algoritma yang lebih komplek. Sehingga untuk perbandingan ukuran dan
harga dari hardware, metode publik key akan menghasilkan performance yang lebih
rendah. Tabel berikut ini akan memperlihatkan berbagai aspek penting dari
enkripsi konvensional dan public key.
Enkripsi Konvensional
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1. Algoritma yang sama dengan kunci yang sama dapat
digunakan untuk proses dekripsi – enkripsi.
2. Pengirim dan penerima harus membagi algoritma dan kunci
yang sama.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1. Kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk menerjemahkan
informasi yang telah dienkripsi.
3. Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang
terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunc.
Enkripsi Public Key
Yang dibutuhkan untuk bekerja :
1. Algoritma yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi
dengan sepasang kunci, satu untuk enkripsi satu untuk dekripsi.
2. Pengirim dan penerima harus mempunyai sepasang kunci yang
cocok.
Yang dibutuhkan untuk keamanan :
1. Salah satu dari kunci harus dirahasiakan.
2. Adalah tidak mungkin atau sangat tidak praktis untuk
menerjemahkan informasi yang telah dienkripsi.
3. Pengetahuan tentang algoritma dan sample dari kata yang
terenkripsi tidak mencukupi untu menentukan kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar